Indikator keberhasilan Proses Produksi Massal

Hai teman teman apa kabarnya hari ini !

Mudah mudahan kita senantiasa selalu sehat dan diberikan keberkahan rizki. Masih berkutat dengan materi sekolah kali ini saya akan memaparkan sebuah materi dari mata pelajaran Produktif kewirausahaaan yaitu tentang Indikator keberhasilan proses produksi massal.

Oke untuk melanjutkan materinya langsung aja kita lanjutkan kebawah ya.


Pengertian

Indikator bisa kita artikan dengan ciri atau dengan kata lain indikator proses produksi massal adalah satu atau beberapa ciri yang menggambarkan bahwa proses produksi massal tersebut berhasil atau tidak.

Tentunya dalam sebuah perusahaan proses produksi harus melalui pertimbangan indikator keberhasilan proses produksi massal. Prengukuran keberhasilan bisa dilakukan dengan melihat beberapa indikator yang terjadi. Apakah proses produksi sebelumnya sudah memenuhi target ?, merupakan sebuah pertanyaan yang harus dipertimbangkan untuk melakukan proses produksi massal selanjutnya. Setelah dirasa memenuhi persyaratan maka dibuatlah perencanaan untuk melakukan proses produksi massal selanjutnya


Tujuh Indikator keberhasilan Proses produksi Massal

Dalam proses produksi massal ada beberapa indikator yang menjadi patokan berhasil atau tidaknya proses produksi yang sebelumnya dilakukan. Terhitung ada tujuh indikator keberhasilan proses produksi massal.

  • Jumlah produktifitas produk

Tujuan dari produksi massal adalah terciptanya produk yang berjumlah besar dan terstandarisasi. Jumlah produksi menjadi indikator proses produksi massal karena menggambarkan keberhasilan dari proses produksi massal.

Pada kenyataanya setiap shift yang dilaksanakan dalam sistem perusahaan harus memenuhi target yang diterapkan di sebuah perusahaan karena hal ini menjadi pembanding antara shift satu dengan shift lainnya. Hal ini seiring dengan tujuan perusahaan untuk meningkatkan produksinya.

  • Reject Ratio

Reject ratio adalah jumlah persentase produk yang tidak lulus proses QE danQC. Produk yang termasuk ke dalam reject adalah produk yang tidak lolos standarisai yang ditetapkan oleh perusahaan. Keadaan produk yang bersifat reject merupakan hal yang sudah biasa dikarenakan oleh gagalnya beberapa proses produksi. Namun keaadanya bisa  sangat riskan apabila produk yang reject lebih besar presentasenya dibandinggkan produk yang lolos standarisasi. Untuk istilahnya sendiri reject ratio adalah kebalikan dari direct accept ratio (DAR). Berikut penghitungan reject ratio.


Jika diketahui barang yang baik kualitasnya

= jumlah barang dengan kualitas yang baik / total produksi * 100


Jika diketahui barang yang cacat kualitasnya

=100-(jumlah barang cacat / jumlah produksi * 100)

 

  • Kecepatan

Salah satu yang menjadi indikator keberhasilan proses produksi adalah rate atau kecepatan. Kecepatan yang tinggi dalam proses produksi akan memaksimalkan hasil produksi sedangkan kecepatan yang lambat dari proses produksi akan membuat hasil dari proses produksi kurang maksimal. Adapun kecapatan produksi harus sesuai dengan kecepatan yang sudah di tentukan sebelumnya.

  • Memiliki target dan Pencapaian

Target ditetapkan melalui dengan menentukan output atau keluaran, kualitas dan tingkatan produk. Tentunya di setiap perusahaan memiliki target yang akan dicapai setiap proses produksi massal. Target ini penting untuk menjaga kualitas kerja dan memaksimalkan hasil.

  • Takt Time

Takt time adalah perhitungan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perkerjaan. Takt time sangat penting untuk proses produksi karena akan menetukan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Takt time sangat membantu produsen dalam menentukan tahapan mana yang akan menggagu proses produksi. Apabila hambatan sudah bisa dideteksi maka waktu yang diperlukan untuk proses produksi akan lebih bisa diselesaikan dengan efisien.

  • Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Overall Equipment Effectiveness atau (OEE) adalah keefektifan peralatan secara keseluruhan. OEE berperan penting dalam keberhasilan sebuah proses produksi karena ini akan membantu produsen mengidentifikasi peralatan dalam proses produksi sudah dimanfaatkan dengan efisien. Peralatan dalam proses produksi meliputi sumber daya manusia, mesin dan peralatan yang mendukung proses produksi dipastikan digunakan secara efisien dan tidak mengganggu proses produksi.

  • Downtime

Downtime adalah waktu henti sebuah peralatan, downtime tidak bisa diprediksi karena diluar rencana proses produksi massal. Contoh downtime adalah kerusakan perangkat keras, kerusakan preangkat lunak, atau kesalahan dalam pengoprasian mesin. Downtime merupakan indikator penting dalam keberhasilan proses produksi. Dengan banyaknya downtime maka proses produksi terhambat dan menjadikan hasil dari produksi akan kurang maksimal. dan apabila downtime sedikit atau bahkan tidak ada maka proses produksi menjadi lancar dan hasil dari proses produksi akan lebih maksimal.


Akhir kata mudah mudahan artikel ini bisa bermanfaat bagi pembacanya. Terima kasih.

download artikel ini di link ini apabila ingin membaca secara offline 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Indikator keberhasilan Proses Produksi Massal"

Post a Comment